PENGANTAR BISNIS
MAKALAH
TENTANG MANAJEMEN PRODUKSI
DIAJUKAN
SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH
PENGANTAR
BISNIS
DOSEN
ALI SADIKIN, SE.MM
Disusun oleh
GUSTI RIZQI RACHMADILA C0C114239
PROGRAM
DIPLOMA III
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah, rahmat, karunia serta
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Pengantar Bisnis dengan judul
“Manajemen Produksi”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Untuk itu saya selaku
penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah Pengantar Bisnis yang
telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat
pada waktunya.
Selaku penyusun saya sangat mengetahui
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mohon kritik
dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari
sebelumnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, terutama bagi saya selaku penyusun.
Banjarmasin, Desember 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Kata Pengantar.............................................................................................. i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1
Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2
Identifikasi Masalah ......................................................................... 1
1.3
Rumusan Masalah ............................................................................. 1
1.4
Ruang Lingkup.................................................................................. 2
1.5
Maksud dan Tujuan ......................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 3
2.2. Tahapan Manajemen Produksi.......................................................... 3
2.3. Faktor-faktor Manajemen Produksi.................................................. 4
2.4. Fungsi Manajemen Produksi............................................................. 7
2.5. Sistem Produksi................................................................................ 8
2.6. Pengambilan Keputusan Dalam
Manajemen Produksi..................... 11
2.7. Ruang Lingkup Manajemen Produksi.............................................. 12
2.8. Lokasi dan Layout Pabrik................................................................. 13
BAB III Kesimpulan..................................................................................... 15
Daftar Pustaka...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam
era globalisasi ekonomi, pemerintah telah melaksanakan serangkaian deregulasi
dan debirokrasi, karena hasil industri kita ditantang untuk dapat bersaing
dalam pasar domestik maupun Internasional. Persaingan dalam pasar domestik
tidak bisa dihindari, bukan hanya karena harus bersaing dengan prosduk dalam negeri yang
sejenis, tetapi juga dengan produk – produk impor, karena kita tidak bisa lagi
melakukan proteksi pasar terlalu ketat. Sudah tidak bisa disangsikan lagi,
bahwa salah satu faktor yang dapat memperkuat daya saing adalah produktivitas,
baik produktivitas mikro (usaha) maupun produktivitas makro.
Hal
tersebut tidak hanya dialami oleh industri yang memproduksi barang, tetapi
dialami pula oleh perkantoran (industri jasa) yang menerapkan prosedur administrasi
yang berbelit – belit / birokratis. Hal itu akan menyebabkan waktu pelayanan
terhadap pelanggan menjadi lebih lama dari waktu yang sepantasnya dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Disinilah
peran manajer produksi dibutuhkan bagaimana manajer produksi dapat mengatasi
persoalan tersebut untuk dapat menghilangkan pemborosan dalam proses produksi
atau dengan kata lain dapat meningkatksn produktivitas kerja.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas bersumber pada satu hal pokok yaitu pengawasan manajer produksi. Dari
hal pokok tersebut dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimana tanggung jawab manajer produksi untuk dapat mengatasi persoalan dalam proses produksi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan”.
“Bagaimana tanggung jawab manajer produksi untuk dapat mengatasi persoalan dalam proses produksi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan”.
1.3
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah kinerja suatu
system operasi dalam produksi dapat diukur?
2.
Apa saja fungsi dasar dalam
manajemen produksi?
3.
Apakah ada pengaruh antara
standar produksi yang ditetakan dengan perencanaan keuntungan perusahaan?
4.
Keputusan apa saja yang di
ambil oleh manajemen produksi?
1.4
Ruang Lingkup
Untuk
menghindari pembahasan masalah yang menyimpang dari permasalahan maka penulis perlu membatasi
masalah dalam penelitian ini hanya pada:
1.
Fungsi dasar manajemen
2.
Penetapan standar produksi
3.
Sistem produksi
4.
Keputusan manajer produksi
1.5
Maksud dan Tujuan
Maksud
pembuatan makalah ini adalah rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Bisnis”. Tujuan pembuatan makalah ini
adalah agar penyusun dan para pembaca
dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana pengawasan dalam manajer produksi
diterapkan dalam suatu perusahaan agar produktivitas kerja dapat meningkat.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Produksi
Menurut
James A.F. Stoner (2006) manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber
daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Produksi adalah
segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu
barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam
ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial,
dan skills) bertujuan untuk meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda,
atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melalui
pertukaran menurut Sofyan Assauri. Sedangkan menurut Murti Sumarti dan Jhon
Soeprihanto produksi
adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau
jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi. Dari pengertian tentang
definisi produksi diatas, maka dapat diartikan bahwa produksi merupakan
suatu kegiatan untuk mentransformasikan faktor-faktor produksi, sehingga dapat
meningkatkan atau menambah faidah bentuk, waktu dan tempat suatu barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran. Manajemen
produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya berupa
sumber daya manusia, sumber daya
alat, dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan
(utility) suatu barang atau jasa. Proses manajemen produksi
adalah penggabungan seluruh aspek yang terdiri dari produk, pabrik, proses,
program dan manusia.
2.2 Tahapan manajemen produksi
Agar menghasilkan produksi yang sesuai
target, tim manajemen produksi harus melewati beberapa tahapan mulai dan perencanaan hingga
eeksekusi. Masing – masing tahapan sama pentingnya karena jika dilewati satu
tahapan saja maka hasil produksi tidak bisa maksimal dan akan berpengaruh
terhadap kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap produk. Berikut adalah tahapan manajemen produksi :
1.
Tahap perencanaan produksi
Pada tahap awal inilah seluruh rencana produksi mulai dari kualitas
produk, kuantitas produk yang
dihasilkan, bahan yang akan digunakan, target konsumen dimana produk akan
dipasarkan, jumlah tenaga kerja yang dipakai, atau departemen lain yang berkaitan akan dibahas. Dalam tahap ini
bahkan anggota tim bisa mengajukan ide produk baru melalui proses yang disebut
dengan dengan brainstorming dimana si
pencetus ide harus meyakinkan seluruh timnya bahwa idenya relevandan efektif
untuk mewujudkan tujuan organisasi.
2.
Tahap pengendalian produksi
Agar proses produksi dilakukaan sesuai jadwal
dan semua yang telah direncanakan dalam proses perencaanaan berjalan dengan
lancar maka tahap ini harus dilakukan. Dalam pengendalian produksi, jadwal
kerja diatur, detail rencana sistem kerja juga diatur dan lain sebagainya. Tujuan dari tahap pengendalian
produksi adalah agar hasil produksi bisa
berjalan efektif daan efisien.
3.
Tahap pengawasan produksi
Setelah
jadwal kerja dan rincian teknis telah disiapkan, saatnya untuk melakukan proses
produksi. Bersamaan saat melakukan proses produksi adalah pengawasan yang
dilakukan bertujuan agar hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang
diharapkan, selesai tepat waktu, tidak overbudget
atau bahkan kekurangan budget,
kualitasnya sesuai dengaan standar, dan lain sebagainya hingga siap untuk
dilemparkan ke pasar.
2.3 Faktor-Faktor Manajemen Produksi
1.
Faktor utama agar manajemen produksi bisa berjalan dengan baik adalah
adanya pembagian kerja atau division of labour. Artinya seorang manajer
produksi harus bisa membagi tugas kepada anggota lainnya untuk yang sesuai dengan keahliannya dan kelebihan masing
–masing agar proses produkssi bisa berjalan dengan efeektif dann efisien.
Memberikan tugas atau pekerjaan kepada orang yang tidak memiliki kemampuan
untuk itu akan menghambat proses manajemen produksi dan berujung pada
bertambahnya biaya produksi.
2.
Faktor kedua yang bisa membuat manajemen produksi berkembang dengan
pesat adalah revolusi industri. Maksud dari revolusi industri dalam hal ini
bukanlah pergantian mata pencaharian utama sebagai petani diganti dengan
bekerja di pabrik. Namun makna dalam konteks manajemen produksi adalah proses
mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin yang kini sudah banyak dipakai di
pabrik-pabrik modern. Dalam produksi yang menggunakan bantuan mesin ini target
produksi bisa lebih mudah tercapai dan bisa meningkatkan kualitas SDM dimana
pekerja akan terpacu untuk meningkatkan kualitas keahliannya bukan hanya
sekedar buruh.
Dampak
buruk dari revolusi industri ini adalah perusahaan atau organisasi kecil yang masih mengunakan metode kuno daan menggunakan
tenaga kerja manusia untuk sebagian besar proses produksi sehingga tidak mampu
mengimbangi jumlah atau kuantitas barang yang diproduksi dibandingkan
organisasi yang menggunakan mesin. Revolusi ini indikasinya bisa dilihat dari
hal berikut:
1.
Penggunaan mesin semakin banyak
2.
Efisiensi produksi batu bara sebagai bahan bkar dan besi serta baja
sebagai bahan utama
3.
Pembangunan infrastruktur semakin berkembang, seperti jalur kereta api,
alat transportasi, jaringan komunikasi, dan pasokan listrik yang memadai
4.
Meluasnya sistem perbankaan dan pengkreditan untuk menjangkau masyarakat
daerah yang membutuhkan modal untuk mengembangkan produksinya.
Dengan
demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor
produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai
dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya.
Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi
bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk
maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan
kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta
disampaikan tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari
tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem operasi dapat diukur dari:
1.
Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem
usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai,
namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah salah satu dari
sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur seberapa
besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal
yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil
ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun)
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
2.
Kualitas Produk / Jasa
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak
hanya memilih produk/jasa yang harganya
murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya
suatu sistem produksi juga diukur
dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang
dimaksudkan disini
tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas
secara teknologi semata.
3.
Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya
suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai dari pelayanan yang dapat
diberikan oleh sistem produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara mengenai
tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk
diukur, sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif, walaupun
demikian beberapa ukuran obyektif yang sering digunakan antara lain :
a.
Ketersediaan (availability)
dan kemudahan untuk mendapatkan produk
/ jasa
b.
Kecepatan pelayanan baik
yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time) maupun waktu pemrosesan
(processing time).
c.
Agar dapat dicapai kinerja sistem
operasi diatas maka seorang manajer produksi / operasi dituntut untuk mempunyai
sedikitnya dua kompetensi, yaitu:
-
Kompetensi Teknikal yaitu
kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman atas teknologi proses produksi dan
pengetahuan atas jenis-jenis pekerjaan yang harus dikelola. Tanpa memiliki
kompetensi teknikal ini maka seorang manajer produksi / operasi tidak akan
mengerti apa yang sebenarnya harus diperbuat.
-
Kompetensi Manajerial yaitu
kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan
sumber – sumber daya (faktor-faktor produksi) serta kemampuan untuk bekerja
sama dengan orang lain. Kompetensi ini sangat diperlukan mengingat penguasaan
pengelolaan atas faktor- faktor produksi serta menjalin koordinasi dan
kerjasama dengan fungsi-fungsi lain yang ada didalam suatu unit usaha merupakan
keharusan yang tak dapat dihindarkan.
2.4 Fungsi Manajemen Produksi
Dengan adanya manajemen yang diterapkan dalam
kegiatan produksi suatu perusahaan, maka hasil dari produksi tersebut dapat
menghasilkan output yang baik pula. Manajemen yang digunakan tersebut disebut
manajemen produksi. Manajemen produksi bertujuan mengatur penggunaan
faktor-faktor produksi yang ada sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat
berjalan dengan efektif dan efisien. Fungsi dasar manajemen produksi menurut
Sastrodipoera (1994) dibagi menjadi tujuh sebagai berikut:
1.
Fungsi Perencanaan Produk
Fungsi ini menentukan bentuk dan mutu
produksi akhir. Perencanaan produksi umumnya mempunyai tiga jenis kegiatan
yaitu urutan kerja, penjadwalan, dandispesing.Dispesing ini merupakan perintah
kepada karyawan untuk memulai pekerjaan sesuai dengan jadwal dan urutan kerja
yang sudah disusun.
2.
Fungsi Perencanaan Proses
Fungsi ini berhubungan dengan penetapan
metode terbaik, paling efektif dan efisien untuk mengkombinasikan sumber-sumber
daya yang ada dan untuk menghasilkan produksi yang sesuai dengan perencanaan
produksi.
3.
Fungsi Persediaan
Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan
persediaan bahan baku, mutu, waktu, dan tempat yang tepat dengan memperhitungkan
biaya serendah mungkin.
4.
Fungsi Pengawasan
Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan
agar tetap sesuai dengan rencana produksi.
5.
Fungsi Pengawasan Mutu
Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi
sehingga sesuai dengan keinginan pasar.
6.
Fungsi Pengawasan
biaya
Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap
setiap perbedaan antara biaya yang dikeluarkan dengan biaya
yang direncanakan.
7.
Fungsi Pengangkutan
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan
dengan tepat dan dengan biaya perlengkapan
sekecil-kecilnya.
Dalam
mengoperasikan suatu kegiatan, peranan manajemen ini sangat penting sehingga
antara satu aspek dengan aspek yang lainnya tidak berjalan sendiri- sendiri.
Suatu manajemen diterapkan dalam perusahaan agar setiap input atau faktor
produksi dikombinasikan dengan baik dan dalam prosesnya prinsip efisiensi dapat
lebih diperhatikan.
2.5. SistemProduksi
Sistem
adalah sekumpulan bagian-bagian yang saling berhubungan dengan satu sama lain,
dan bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap input dengan tujuan
menghasilkan output. Sistem produksi yaitu sekumpulan sub-sistem yang terdiri
dari pengambilan keputusan, kegiatan, pembatasan, pengendalian dan rencana yang
memungkinkan berlangsungnya perubahan input menjadi output melalui proses
produksi.
A.
KeputusanEsensial
Pengelolaan
sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian proses
pengambilan keputusan operasional, keputusan – keputusan taktikal bahkan
keputusan strategis. Secara umum ada 5(lima) jenis kategori keputusan esensial
didalam manajemen produksi,yaitu keputusan
yang berkaitan dengan :
1.
Proses Produksi
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini
pada prinsipnya berkaitan dengan penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan
untuk terjadinya transformasi input menjadi produk / jasa. Keputusan yang
dimaksud meliputi :
-
Teknologi produksi\
-
Type peralatan
-
Jenis proses dan aliran
proses produksi
-
Tata letak fasilitas
Pada umumnya keputusan – keputusan yang
diambil dalam kategori ini berdampak jangka panjang dan tidak mudah diubah
dalam waktu yang singkat (long term strategic decision).
2.
Kapasitas
Keputusan – keputusan yang termasuk dalam
kategori ini berkaitan dengan penentuan
kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam jumlah dan waktu yang
tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas :
a.
Keputusan jangka panjang,
antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi, expansi kapasitas,
integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb
b.
Keputusan jangka menengah,
antara lain penentuan sub kontrak, penambahan mesin, rekrutasi tenaga
kerja dsb.
c.
Keputusan jangka pendek,
pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian pendayagunaan sumber – sumber
yang tersedia untuk menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan ini
diantaranya adalah penjadwalan produksi (Scheduling & dispatching),
pengaturan mesin dsb.
3.
Persediaan (Inventory)
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini
pada hakekatnya berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk
keperluan produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang setengah jadi
maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan
ini dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system persediaan dan
keputusan tentang policy persediaan.
4.
Tenaga Kerja
Mengelola orang merupakan pekerjaan
terpenting yang perlu dibuat oleh seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak
hanya sebagai salah satu faktor produksi tetapi merupakan faktor penentu dari
keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam kategori
ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan pensiun. Adapun
keputusan – keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan, pengaturan lembur
dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya.
5.
Kualitas Produksi
Manajer produksi
bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang dihasilkan, oleh sebab
itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan – kegiatan agar produk /
jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
6.
Mutu Produk atau Jasa
Salah satu faktor penting dalam menunjang
keberhasilan perusahaan adalah tingkat mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu sistem yang terdiri dari struktur
organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya dalam rangka
menerapkan manajemen mutu. Kegiatan yang berkaitan dengan mutu produk meliputi
beberapa tahapan yaitu: pemasaran dan riset pasar, disain/spesifikasi rekayasa
dan pengembangan produk, pengadaan, perencanaan dan pengembangan proses,
produksi, inspeksi, pengetesan dan pengujian, pengemasan dan penyimpanan,
penjualan dan distribusi, pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan perawatan,
pembuangan purna pakai.
Setelah
menetapkan mutu tertentu dari suatu produk, maka perlu diadakan pengawasan
sejauh mana
mutu tersebut dapat dipertahankan, agar tidak terjadi ketimpangan yang
mengakibatkan konsumen merasa kecewa dengan produk yang telah dibelinya, kalau
sudah terjadi ketimpangan maka akan timbul efek yang lebih jauh bagi perusahaan
berupa penanggungan biaya beban kerugian untuk jaminan mutu produk, atau efek
lain yang sangat merugikan perusahaan berupa penurunan volume penjualan yang
akan mengurangi profit margin perusahaan secara menyeluruh. Secara terperinci
tujuan pengawasan mutu adalah:
1)
Agar produk hasil produksi
dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan.
2)
Mengusahakan agar biaya
pengawasan dapat ditekan seminimal mungkin.
3)
Mengusahakan agar biaya
disain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat diperkecil.
4)
Mengusahakan agar biaya
produksi dapat ditekan serendah mungkin.
2.6 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Dalam mengatur dan mengkoordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya, manajer produksi perlu perlu membuat keputusan -
keputusan yang berhubungan dengan upaya-upaya utuk mencapai tujuan , agar
barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang
diharapkan, yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas), dan tepat
waktu dengan biaya yang rendah.
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi :
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi :
1)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4)
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan
keadaan lain.
Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama yaitu :
1.
Proses
Keputusan
–keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan
dan teknologi, arus proses, tata letak (lay-out) peralatan dan seluruh aspek
fisik pabrik atau jasa pelayanan.
2.
Kapasitas
Keputusan
kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas yang tepat dan
penyediaan pada waktu yang tepat.
3.
Persediaan
Manajer
persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi. Menyangkut pada
apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan pemesanan dilakukan.
4.
Tenaga kerja
Dalam
manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya
manusia menempati posisi yang sangat penting. Keputisan tentang tenaga kerja
mencakup seleksi,penggajian,pelatihan,penempatan,penyeliaan/ supervisi.
5.
Mutu/kualitas
Fungsi
produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap
mutu atau kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.
2.7 Ruang Lingkup Manajamen Produksi
Manajemen produksi merupakan kegiatan yang cakupanya
cukup luas di mulai dari analisis dan penetapan keputusan-keputusan sebelum
dumulainya produksi. Penambahan
dan perancangan atau desain sistem produksi
meliputi :
1.
Seleksi dan
desain hasil produksi
Kegiatan produksi harus dapat menghasilkan
produk-produk barang atau jasa dengan cara efektif dan efisien serta dengan
kualitas yang baik.
2.
Seleksi dan perancangan proses serta
peralatan
Setelah dilakukan seleksi terhadap
produk, kegiatan yang harus dilakukan adalah menentukan jenis proses yang akan
digunakan serta peralatanya
3.
Pemilihan lokasi perusahaan serta
unit produksi
Dalam pemilihan lokasi, perlu diperhatikan
factor jarak, kelancaran dan biaya pengangkutan dari bahan baku serta biaya
pengankutan barang jadi ke pasar.
4.
Rancangan
tata letak (lay-out) dan arus kerja atau proses
Rancangan tata letak harus mempertimbangkan
antara lain kelancaran arus kerja , optimalisasi waktu pergerakan dalam proses
, kemungkinan kerusakan yang terjadi karena pergerakan dalam proses.
5.
Rancangan
tugas
Rancangan tugas harus merupakan kesatuan dari human engineering, dalam rangka menghasilkan rancangan kerja yang optimal.
6.
Strategi produksi dan operasi serta
pemilihan kualitas
Dalam
strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan
tujuan produksi dan operasi serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar untuk lima
bidang yaitu, proses, kapasitas,
persediaan,tenaga kerja, dan mutu.
2.8 Lokasi dan Lay Out Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi
kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan
lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi. Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi dan biaya distribusi barang yang dihasilkan dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi dan biaya distribusi barang yang dihasilkan dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
· Faktor utama :
-
Lingkungan masyarakat.
-
Kedekatan dengan pasar.
-
Tenaga kerja.
-
Kedekatan dengan bahan mentah
dari pemasok.
-
Fasilitas dan biaya
transportasi.
-
Sumber daya alam lainnya.
·
Faktor sekunder:
-
Harga tanah.
-
Dominasi masyarakat.
-
Peraturan tenaga kerja.
-
Rencana tata ruang.
-
Kedekatan dengan lokasi pabrik
pesaing.
-
Tingkat pajak.
-
Cuaca atau iklim.
-
Keamanan
-
Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
- Dekat dengan pasar
- Dekat dengan sumber bahan baku saja
- Tersedia tenaga kerja
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
- Dekat dengan pasar
- Dekat dengan sumber bahan baku saja
- Tersedia tenaga kerja
Perangkap
Dalam Pemilihan Lokasi
-
Lokasi sulit mendapatkan tenaga
kerja
-
Lokasi dengan harga tanah
murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi
-
Lokasi diluar kota dengan harga
murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
-
Lokasi di sekitar pemukiman dan
sulit membuang limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
-
Melihat kemungkinan beberapa
alternatif daerah yang akan dipilih.
-
Melihat pengalaman orang lain
dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.
-
Mempertimbangkan dan menilai
alternatif pilihan yang menguntungkan.
BAB III
KESIMPULAN
Perkembangan manajemen Produksi berkembang
pesat karena beberapa faktor yaitu :
1)
Adanya pembagian kerja dan
spesialisasi
2)
Revolusi industri
3)
Perkembangan
IPTEK
4)
Perkembangan ilmu dan metode ilmiah
serta hubungan antar manusia manusia
Manajemen
Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan /koordinasi kegiatan orang lain. Kegiatan tersebut berguna untuk
mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan
menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan
faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, danskills.
Proses produksi dibagi
menjadi 2 yaitu :
1.
Kelangsungan hidup :
a.
produksi terus-menerus
b.
produksi terputus-putus
2.
Teknik
a.
Proses Ekstraktif
b.
Proses Analitis
c.
Proses Pengubahan
d.
Proses Sintetis
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil,
dibedakan menjadi
1.
Pengambilan keputusan atas peristiwa yang
pasti
2.
Pengambilan keputusan atas peristiwa
yang mengandung resiko
3.
Pengambilan keputusan atas peristiwa
yang tidak pasti.
4.
Pengambilan keputusan atas peristiwa
yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab yaitu:
1.
Proses
2.
Kapasitas
3.
Persediaan
4.
Tenaga kerja
5.
Mutu/kualitas
Pemilihan
lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan
dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus
mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan
Perencanaan Lokasi Pabrik adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan
lancar, efektif dan efisien.
Daftar Pustaka
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan
Operasi Edisi Revisi 2004, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta.
Alam S. Ekonomi
, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan,
Bandung: Alfabeta.
Heizer, J. & Render, B. 2011. Operations
Management. Tenth Edition. Pearson, New Jersey, USA.
Sutrisno, Kusmawan
Ruswandi, Modul Menata Produk ,Jakarta: Penerbit Yudistira, 2007
0 komentar:
Posting Komentar