Minggu, 01 Januari 2017

PENGANTAR BISNIS : MANAJEMEN PRODUKSI



PENGANTAR BISNIS
MAKALAH
TENTANG MANAJEMEN PRODUKSI



DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH
PENGANTAR BISNIS
DOSEN
ALI SADIKIN, SE.MM

Disusun oleh
                                     GUSTI RIZQI RACHMADILA    C0C114239
                       


PROGRAM DIPLOMA  III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN 2016

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Pengantar Bisnis dengan judul “Manajemen Produksi”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Bisnis. Untuk itu saya selaku penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah Pengantar Bisnis yang telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.
Selaku penyusun saya sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari sebelumnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi saya selaku penyusun.



Banjarmasin,   Desember 2016



Penulis




DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar..............................................................................................         i
Daftar Isi .......................................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................       1
1.1  Latar Belakang ..................................................................................       1
1.2  Identifikasi Masalah .........................................................................       1
1.3  Rumusan Masalah .............................................................................       1
1.4  Ruang Lingkup..................................................................................       2
1.5  Maksud dan Tujuan  .........................................................................       2
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................       3
21. Pengertian Manajemen Produksi......................................................       3
2.2. Tahapan Manajemen Produksi..........................................................       3
2.3. Faktor-faktor Manajemen Produksi..................................................       4
2.4. Fungsi Manajemen Produksi.............................................................       7
2.5. Sistem Produksi................................................................................       8
2.6. Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi.....................      11
2.7. Ruang Lingkup Manajemen Produksi..............................................      12
2.8. Lokasi dan Layout Pabrik.................................................................      13
BAB III Kesimpulan.....................................................................................      15
Daftar Pustaka...............................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi ekonomi, pemerintah telah melaksanakan serangkaian deregulasi dan debirokrasi, karena hasil industri kita ditantang untuk dapat bersaing dalam pasar domestik maupun Internasional. Persaingan dalam pasar domestik tidak bisa dihindari, bukan hanya karena harus bersaing dengan prosduk dalam negeri yang sejenis, tetapi juga dengan produk – produk impor, karena kita tidak bisa lagi melakukan proteksi pasar terlalu ketat. Sudah tidak bisa disangsikan lagi, bahwa salah satu faktor yang dapat memperkuat daya saing adalah produktivitas, baik produktivitas mikro (usaha) maupun produktivitas makro.
     Hal tersebut tidak hanya dialami oleh industri yang memproduksi barang, tetapi dialami pula oleh perkantoran (industri jasa) yang menerapkan prosedur administrasi yang berbelit – belit / birokratis. Hal itu akan menyebabkan waktu pelayanan terhadap pelanggan menjadi lebih lama dari waktu yang sepantasnya dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
     Disinilah peran manajer produksi dibutuhkan bagaimana manajer produksi dapat mengatasi persoalan tersebut untuk dapat menghilangkan pemborosan dalam proses produksi atau dengan kata lain dapat meningkatksn produktivitas kerja.

1.2         Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas bersumber pada satu hal pokok yaitu pengawasan manajer produksi. Dari hal pokok tersebut dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimana tanggung jawab manajer produksi untuk dapat mengatasi persoalan dalam proses produksi agar dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan”.

1.3         Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah kinerja suatu system operasi dalam produksi dapat diukur?
2.    Apa saja fungsi dasar dalam manajemen produksi?
3.    Apakah ada pengaruh antara standar produksi yang ditetakan dengan perencanaan  keuntungan perusahaan?
4.    Keputusan apa saja yang di ambil oleh manajemen produksi?

1.4         Ruang Lingkup
Untuk menghindari pembahasan masalah yang menyimpang dari permasalahan maka penulis perlu membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada:
1.     Fungsi dasar manajemen
2.    Penetapan standar produksi
3.    Sistem produksi
4.    Keputusan manajer produksi

1.5         Maksud dan Tujuan
Maksud pembuatan makalah ini adalah rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Bisnis. Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar penyusun dan para pembaca dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana pengawasan dalam manajer produksi diterapkan dalam suatu perusahaan agar produktivitas kerja dapat meningkat.



BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Produksi
Menurut James A.F. Stoner (2006) manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (organization, managerial, dan skills) bertujuan untuk meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran menurut Sofyan Assauri. Sedangkan menurut Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi. Dari pengertian tentang definisi produksi diatas, maka dapat diartikan bahwa produksi merupakan suatu kegiatan untuk mentransformasikan faktor-faktor produksi, sehingga dapat meningkatkan atau menambah faidah bentuk, waktu dan tempat suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran.  Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya berupa sumber daya manusia, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Proses manajemen produksi adalah penggabungan seluruh aspek yang terdiri dari produk, pabrik, proses, program dan manusia. 

2.2   Tahapan manajemen produksi
Agar menghasilkan produksi yang sesuai target, tim manajemen produksi harus melewati beberapa tahapan mulai dan perencanaan hingga eeksekusi. Masing – masing tahapan sama pentingnya karena jika dilewati satu tahapan saja maka hasil produksi tidak bisa maksimal dan akan berpengaruh terhadap kepuasan dan kepercayaan konsumen terhadap produk. Berikut adalah tahapan manajemen produksi :
1.      Tahap perencanaan produksi
Pada tahap awal inilah seluruh rencana produksi mulai dari kualitas produk,  kuantitas produk yang dihasilkan, bahan yang akan digunakan, target konsumen dimana produk akan dipasarkan, jumlah tenaga kerja yang dipakai, atau departemen lain yang berkaitan akan dibahas. Dalam tahap ini bahkan anggota tim bisa mengajukan ide produk baru melalui proses yang disebut dengan dengan brainstorming dimana si pencetus ide harus meyakinkan seluruh timnya bahwa idenya relevandan efektif untuk mewujudkan tujuan organisasi.
2.      Tahap pengendalian produksi
Agar proses produksi dilakukaan sesuai jadwal dan semua yang telah direncanakan dalam proses perencaanaan berjalan dengan lancar maka tahap ini harus dilakukan. Dalam pengendalian produksi, jadwal kerja diatur, detail rencana sistem kerja juga diatur dan lain sebagainya. Tujuan dari tahap pengendalian produksi adalah agar hasil produksi bisa  berjalan efektif daan efisien.
3.      Tahap pengawasan produksi
Setelah jadwal kerja dan rincian teknis telah disiapkan, saatnya untuk melakukan proses produksi. Bersamaan saat melakukan proses produksi adalah pengawasan yang dilakukan bertujuan agar hasil produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, selesai tepat waktu, tidak overbudget atau bahkan kekurangan budget, kualitasnya sesuai dengaan standar, dan lain sebagainya hingga siap untuk dilemparkan ke pasar.

2.3 Faktor-Faktor Manajemen Produksi
1.    Faktor utama agar manajemen produksi bisa berjalan dengan baik adalah adanya pembagian kerja atau division of labour. Artinya seorang manajer produksi harus bisa membagi tugas kepada anggota lainnya untuk yang sesuai  dengan keahliannya dan kelebihan masing –masing agar proses produkssi bisa berjalan dengan efeektif dann efisien. Memberikan tugas atau pekerjaan kepada orang yang tidak memiliki kemampuan untuk itu akan menghambat proses manajemen produksi dan berujung pada bertambahnya biaya produksi.
2.    Faktor kedua yang bisa membuat manajemen produksi berkembang dengan pesat adalah revolusi industri. Maksud dari revolusi industri dalam hal ini bukanlah pergantian mata pencaharian utama sebagai petani diganti dengan bekerja di pabrik. Namun makna dalam konteks manajemen produksi adalah proses mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin yang kini sudah banyak dipakai di pabrik-pabrik modern. Dalam produksi yang menggunakan bantuan mesin ini target produksi bisa lebih mudah tercapai dan bisa meningkatkan kualitas SDM dimana pekerja akan terpacu untuk meningkatkan kualitas keahliannya bukan hanya sekedar buruh.
Dampak buruk dari revolusi industri ini adalah perusahaan atau organisasi kecil yang masih mengunakan metode kuno daan menggunakan tenaga kerja manusia untuk sebagian besar proses produksi sehingga tidak mampu mengimbangi jumlah atau kuantitas barang yang diproduksi dibandingkan organisasi yang menggunakan mesin. Revolusi ini indikasinya bisa dilihat dari hal berikut:
1.    Penggunaan mesin semakin banyak
2.    Efisiensi produksi batu bara sebagai bahan bkar dan besi serta baja sebagai bahan utama
3.    Pembangunan infrastruktur semakin berkembang, seperti jalur kereta api, alat transportasi, jaringan komunikasi, dan pasokan listrik yang memadai
4.    Meluasnya sistem perbankaan dan pengkreditan untuk menjangkau masyarakat daerah yang membutuhkan modal untuk mengembangkan produksinya.
Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau serta disampaikan tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran kinerja suatu sistem operasi dapat diukur dari:

1.    Ongkos Produksi
Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem produksi hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun)
Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa
produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.
2.    Kualitas Produk / Jasa
Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa yang harganya murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu sistem produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas produk yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan ukuran kualitas secara teknologi semata.
3.    Tingkat Pelayanan
Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih dinilai dari pelayanan yang dapat diberikan oleh sistem produksi kepada konsumen itu sendiri. Berbicara mengenai tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak mudah untuk diukur, sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif, walaupun demikian beberapa ukuran obyektif yang sering digunakan antara lain :
a.       Ketersediaan (availability) dan kemudahan untuk mendapatkan produk / jasa
b.      Kecepatan pelayanan baik yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time) maupun waktu pemrosesan (processing time).
c.       Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer produksi / operasi dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi, yaitu:
-          Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman atas teknologi proses produksi dan pengetahuan atas jenis-jenis pekerjaan yang harus dikelola. Tanpa memiliki kompetensi teknikal ini maka seorang manajer produksi / operasi tidak akan mengerti apa yang sebenarnya harus diperbuat.
-          Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber – sumber daya (faktor-faktor produksi) serta kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi ini sangat diperlukan mengingat penguasaan pengelolaan atas faktor- faktor produksi serta menjalin koordinasi dan kerjasama dengan fungsi-fungsi lain yang ada didalam suatu unit usaha merupakan keharusan yang tak dapat dihindarkan.

2.4 Fungsi Manajemen Produksi
Dengan adanya manajemen yang diterapkan dalam kegiatan produksi suatu perusahaan, maka hasil dari produksi tersebut dapat menghasilkan output yang baik pula. Manajemen yang digunakan tersebut disebut manajemen produksi. Manajemen produksi bertujuan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi yang ada sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Fungsi dasar manajemen produksi menurut Sastrodipoera (1994) dibagi menjadi tujuh sebagai berikut:
1.     Fungsi Perencanaan Produk
Fungsi ini menentukan bentuk dan mutu produksi akhir. Perencanaan produksi umumnya mempunyai tiga jenis kegiatan yaitu urutan kerja, penjadwalan, dandispesing.Dispesing ini merupakan perintah kepada karyawan untuk memulai pekerjaan sesuai dengan jadwal dan urutan kerja yang sudah disusun. 
2.    Fungsi Perencanaan Proses
Fungsi ini berhubungan dengan penetapan metode terbaik, paling efektif dan efisien untuk mengkombinasikan sumber-sumber daya yang ada dan untuk menghasilkan produksi yang sesuai dengan perencanaan produksi.
3.    Fungsi Persediaan 
Fungsi ini berhubungan dengan kegiatan persediaan bahan baku, mutu, waktu, dan tempat yang tepat dengan memperhitungkan biaya serendah mungkin.

4.    Fungsi Pengawasan 
Fungsi ini menentukan kegiatan pelaksanaan agar tetap sesuai dengan rencana produksi. 
5.    Fungsi Pengawasan Mutu
Berhubungan dengan pemeliharaan mutu produksi sehingga sesuai dengan keinginan pasar. 
6.    Fungsi Pengawasan biaya 
Kegiatan yang bertanggung jawab terhadap setiap perbedaan antara biaya yang dikeluarkan dengan biaya yang direncanakan.
7.    Fungsi Pengangkutan 
Bertujuan agar proses produksi dapat dilaksanakan dengan tepat dan dengan biaya perlengkapan sekecil-kecilnya.
Dalam mengoperasikan suatu kegiatan, peranan manajemen ini sangat penting sehingga antara satu aspek dengan aspek yang lainnya tidak berjalan sendiri- sendiri. Suatu manajemen diterapkan dalam perusahaan agar setiap input atau faktor produksi dikombinasikan dengan baik dan dalam prosesnya prinsip efisiensi dapat lebih diperhatikan.

2.5. SistemProduksi
Sistem adalah sekumpulan bagian-bagian yang saling berhubungan dengan satu sama lain, dan bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap input dengan tujuan menghasilkan output. Sistem produksi yaitu sekumpulan sub-sistem yang terdiri dari pengambilan keputusan, kegiatan, pembatasan, pengendalian dan rencana yang memungkinkan berlangsungnya perubahan input menjadi output melalui proses produksi.
A.    KeputusanEsensial
Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan serangkaian proses pengambilan keputusan operasional, keputusan – keputusan taktikal bahkan keputusan strategis. Secara umum ada 5(lima) jenis kategori keputusan esensial didalam manajemen produksi,yaitu keputusan yang berkaitan dengan :

1.      Proses Produksi
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya berkaitan dengan penentuan wahana atau fasilitas fisik yang dipergunakan untuk terjadinya transformasi input menjadi produk / jasa. Keputusan yang dimaksud meliputi :
-          Teknologi produksi\
-          Type peralatan
-          Jenis proses dan aliran proses produksi
-          Tata letak fasilitas
Pada umumnya keputusan – keputusan yang diambil dalam kategori ini berdampak jangka panjang dan tidak mudah diubah dalam waktu yang singkat (long term strategic decision).
2.      Kapasitas
Keputusan – keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan dengan penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan barang dalam jumlah dan waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu dibedakan atas :
a.       Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas design sistem produksi, expansi kapasitas, integrasi vertikal, integrasi horisontal dsb
b.      Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak, penambahan mesin, rekrutasi tenaga kerja dsb.
c.       Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan pengalokasian pendayagunaan sumber – sumber yang tersedia untuk menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan ini diantaranya adalah penjadwalan produksi (Scheduling & dispatching), pengaturan mesin dsb.
3.      Persediaan (Inventory)
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang setengah jadi maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi, keputusan ini dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system persediaan dan keputusan tentang policy persediaan.


4.      Tenaga Kerja
Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu dibuat oleh seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai salah satu faktor produksi tetapi merupakan faktor penentu dari keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam kategori ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan pensiun. Adapun keputusan – keputusan rutin diantaranya penugasan karyawan, pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya.
5.      Kualitas Produksi
Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa yang dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan kegiatan – kegiatan agar produk / jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
6.    Mutu Produk atau Jasa
Salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah tingkat mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu merupakan suatu sistem yang terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya dalam rangka menerapkan manajemen mutu. Kegiatan yang berkaitan dengan mutu produk meliputi beberapa tahapan yaitu: pemasaran dan riset pasar, disain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk, pengadaan, perencanaan dan pengembangan proses, produksi, inspeksi, pengetesan dan pengujian, pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan distribusi, pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan perawatan, pembuangan purna pakai.
Setelah menetapkan mutu tertentu dari suatu produk, maka perlu diadakan pengawasan sejauh mana mutu tersebut dapat dipertahankan, agar tidak terjadi ketimpangan yang mengakibatkan konsumen merasa kecewa dengan produk yang telah dibelinya, kalau sudah terjadi ketimpangan maka akan timbul efek yang lebih jauh bagi perusahaan berupa penanggungan biaya beban kerugian untuk jaminan mutu produk, atau efek lain yang sangat merugikan perusahaan berupa penurunan volume penjualan yang akan mengurangi profit margin perusahaan secara menyeluruh. Secara terperinci tujuan pengawasan mutu adalah: 
1)   Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan. 
2)   Mengusahakan agar biaya pengawasan dapat ditekan seminimal mungkin. 
3)   Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat diperkecil.
4)   Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.
2.6 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi
Dalam mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya, manajer produksi perlu perlu membuat keputusan - keputusan yang berhubungan dengan upaya-upaya utuk mencapai tujuan , agar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang diharapkan, yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas), dan tepat waktu dengan biaya yang rendah.         
   Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi
:
1)        Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2)        Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3)        Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4)        Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.

            Bidang produksi  mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama yaitu :
1.       Proses
Keputusan –keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan dan teknologi, arus proses, tata letak (lay-out) peralatan dan seluruh aspek fisik pabrik atau jasa pelayanan.
2.      Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas yang tepat dan penyediaan pada waktu yang tepat.

3.      Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi. Menyangkut pada apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan pemesanan dilakukan.
4.      Tenaga kerja
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia menempati posisi yang sangat penting. Keputisan tentang tenaga kerja mencakup seleksi,penggajian,pelatihan,penempatan,penyeliaan/ supervisi.
5.      Mutu/kualitas
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu atau kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.

2.7 Ruang Lingkup Manajamen Produksi
Manajemen produksi merupakan kegiatan yang cakupanya cukup luas di mulai dari analisis dan penetapan keputusan-keputusan sebelum dumulainya produksi. Penambahan dan perancangan atau desain sistem produksi  meliputi :
1.       Seleksi dan desain hasil produksi
   Kegiatan produksi harus dapat menghasilkan produk-produk barang atau jasa dengan cara efektif dan efisien serta dengan kualitas yang baik.
2.      Seleksi dan perancangan proses serta peralatan
            Setelah dilakukan seleksi terhadap produk, kegiatan yang harus dilakukan adalah menentukan jenis proses yang akan digunakan serta peralatanya
3.      Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
   Dalam pemilihan lokasi, perlu diperhatikan factor jarak, kelancaran dan biaya pengangkutan dari bahan baku serta biaya pengankutan barang jadi ke pasar.
4.       Rancangan tata letak (lay-out) dan arus kerja atau proses
   Rancangan tata letak harus mempertimbangkan antara lain kelancaran arus kerja , optimalisasi waktu pergerakan dalam proses , kemungkinan kerusakan yang terjadi karena pergerakan dalam proses.

5.       Rancangan tugas
   Rancangan tugas harus  merupakan kesatuan dari human engineering, dalam rangka  menghasilkan rancangan kerja yang optimal.
6.      Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kualitas
            Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan tujuan produksi dan operasi serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar untuk lima bidang  yaitu, proses, kapasitas, persediaan,tenaga kerja, dan mutu.

2.8 Lokasi dan Lay Out Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi. Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi dan biaya distribusi barang yang dihasilkan dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
·      Faktor utama :
-          Lingkungan masyarakat.
-           Kedekatan dengan pasar.
-          Tenaga kerja.
-          Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok.
-          Fasilitas dan biaya transportasi.
-          Sumber daya alam lainnya.

·      Faktor sekunder:
-            Harga tanah.
-            Dominasi masyarakat.
-            Peraturan tenaga kerja.
-            Rencana tata ruang.
-            Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
-            Tingkat pajak.
-            Cuaca atau iklim.
-            Keamanan
-            Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
- Dekat dengan pasar
- Dekat dengan sumber bahan baku saja
- Tersedia tenaga kerja

Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
-            Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja
-            Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi
-            Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
-            Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
-            Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih.
-            Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.
-            Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.




BAB III
KESIMPULAN

 Perkembangan manajemen Produksi berkembang pesat karena beberapa faktor yaitu :
1)        Adanya pembagian kerja dan spesialisasi
2)        Revolusi industri
3)         Perkembangan IPTEK
4)        Perkembangan ilmu dan metode ilmiah serta hubungan antar manusia manusia
Manajemen Produksi yaitu kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan /koordinasi kegiatan orang lain. Kegiatan tersebut berguna untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya.
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, danskills.
            Proses produksi dibagi menjadi 2 yaitu :
1.        Kelangsungan hidup :
a.       produksi terus-menerus
b.      produksi terputus-putus
2.      Teknik
a.       Proses Ekstraktif
b.      Proses Analitis
c.       Proses Pengubahan
d.      Proses Sintetis
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi
1.       Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti
2.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko
3.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4.      Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.
Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab yaitu:
1.        Proses
2.        Kapasitas
3.         Persediaan
4.        Tenaga kerja
5.        Mutu/kualitas
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien.



Daftar Pustaka

Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi Revisi 2004, Lembaga Penerbit FE-UI, Jakarta.
Alam S. Ekonomi , Edisi 2. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta.
Heizer, J. & Render, B. 2011. Operations Management. Tenth Edition. Pearson, New Jersey, USA.
Sutrisno, Kusmawan Ruswandi, Modul Menata Produk ,Jakarta: Penerbit Yudistira, 2007




0 komentar:

Posting Komentar